Semiotika Komunikasi
Barthes, 1988
(Sobur, 2009:15) mengemukakan semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis
untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha
mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.
Semiotika, seperti
kata Lechte (2001:191), adalah teori tentang tanda dan penandaan. Lebih
jelasnya lagi, semiotika adalah suatu disiplin yang menyelidiki semua bentuk komunikasi
yang terjadi dengan sarana signs
‘tanda-tanda’ dan berdasarkan pada sign
system (code) ‘sistem tanda’
(Segers, 2000:4). Hjelmslev (dalam Christomy, 2001:7) mendefinisikan tanda
sebagai “suatu keterhubungan antara wahana ekspresi (expression plan) dan wahana isi (content plan)”. Cobley dan Jansz (1999:4) menyebutnya sebagai “discipline is simply the analysis of signs
or the study of the functioning of sign systems” (ilmu analisis tanda atau
studi tentang bagaimana sistem penandaan berfungsi). Charles Morris (dalam
Segers, 2000:5) menyebut semiosis ini
sebagai suatu “proses tanda, yaitu proses ketika sesuatu merupakan tanda bagi
beberapa organisme” (Sobur, 2009:16).
Charles Sanders
Peirce dikenal dengan model triadic
dan konsep trikotominya yang terdiri atas berikut ini (Vera, 2014:41).
- Representamen; bentuk yang diterima oleh tanda atau berfungsi sebagai tanda (Saussure menamakannya signifier). Representamen kadang diistilahkan juga menjadi sign.
- Interpretant; bukan penafsir tanda, tetapi lebuh merujuk pada makna dari tanda.
- Object; sesuatu yang merujuk pada tanda. Sesuatu yang diwakili oleh representamen yang berkaitan dengan acuan. Object dapat berupa representasi mental (ada dalam pikiran), dapat juga berupa sesuatu yang nyata di luar tanda. (Peirce, 1931 & Silverman, 1983, dalam Chandler).
Titik sentral dari
teori semiotika Charles Sanders Peirce adalah sebuah trikotomi yang terdiri
atas 3 tingkat dan 9 sub-tipe tanda.
|
1
|
2
|
3
|
Representamen (R1)
Object (O2)
Interpretang (I3)
|
Qualisign
Icon
Rhema
|
Sinsign
Index
Dicsign
|
Legisign
Symbol
Argument
|
Trikotonomi Pertama
Sign (representamen) merupakan bentuk fisik
atau segala sesuatu yang dapat diserap pencaindra dan mengacu pada sesuatu.
Sesuatu menjadi representamen didasarkan pada ground-nya (trikotonomi pertama), dibagi menjadi qualisign, sinsign, dan legisign. Awalan kata “quali” berasal dari kata “quality”, “sin” dari “singular”, dan
“legi” dari “lex” (wet/hukum).
- Qualisign adalah tanda yang menjadi tanda berdasarkan sifatnya.
- Sinsign (singular sign) adalah tanda-tanda yang menjadi tanda berdasarkan bentuk atau rupanya di dalam kenyataan. Semua ucapan yang bersifat individual bisa merupakan sinsign.
- Legisign adalah tanda yang menjadi tanda berdasarkan suatu peraturan yang berlaku umum, suatu konvensi, suatu kode. Semua tanda-tanda bahasa adalah legisign, sebab bahasa adalah kode, setiap legisign mengandung di dalamnya suatu sinsign, suatu second yang menghubungkan dengan third, yakni suatu peraturan yang berlaku umum, maka legisign sendiri adalah suatu thirdness.
Trikotonomi Kedua
Pada trikotonomi
kedua, yaitu berdasarkan objeknya tanda diklasifikasikan menjadi icon (ikon), index (indeks), dan symbol (simbol).
- Ikon adalah merupakan tanda yang menyerupai benda yang diwakilinya atau suatu tanda yang menggunakan kesamaan atau ciri-ciri yang sama dengan apa yang dimaksudkannya. Misalnya, kesamaan sebuah peta dengan wilayah geografis yang digambarkannya, foto, dan lain-lain. Benda-benda tersebut mendapatkan sifat tenda dengan relasi persamaan di antara tanda dan denotasinya, maka ikon, seperti qualisign merupakan suatu firstness. Ikon juga dapat terdiri atas kata-kata onommatope, gambar (diagram, bagan, dan lain-lain).
- Indeks adalah tanda yang sifat tandanya tergantung pada keberadaannya suatu denotasi, sehingga dalam terminologi Peirce merupakan suatu secondness. Indeks, dengan demikian adalah suatu tanda yang mempunyai kaitan atau kedekatan dengan apa yang diwakilinya. Misalnya tanda asap dengan api, tiang petunjuk jalan, tanda penunjuk angin dan sebagainya.
- Simbol adalah suatu tanda, di mana hubungan tanda dan denotasinya ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum atau ditentukan oleh suatu kesepakatan bersama (konvensi).
Trikotonomi Ketiga
Berdasarkan
interpretannya, tanda dibagi menjadi rhema,
dicisign, dan argument.
- Rhema, bilamana lambang tersebut interpretannya adalah sebuah first dan makna tanda tersebut masih dapat dikembangkan.
- Decisign (dicentsign), bilamana antara lambang itu dan interpretannya terdapat hubungan yang benar ada (merupakan secondness).
- Argument, bilamana suatu tanda dan interpretannya mempunyai sifat yang berlaku umum (merupakan thirdness) (Vera, 2014: 23-26).
Film La La Land
Film La la land
diproduksi oleh Summit Entertaiment dan dirilis pada 9 Desember 2016 di Amerika
Serikat. Film La la land adalah sebuah kategori film komedi romantis yang di
iringi dengan drama musikal didalam ceritanya, dalam film ini diceritakan kisah
cinta dari seorang wanita yang berambisi menjadi aktris dan seorang pria yang
ingin memiliki klub jazz pribadi. Kisah mereka diiringi dengan sebuah drama
musikal yang berisi tarian serta nyanyian, dan didalam film digambarkan
beberapa musim yang mereka lewati seperti musim dingin, musim semi dan musim
panas. Serta penggunaan warna-warna ikonik yang cerah dan pencahayaan yang
dramatis menjadikan film ini memiliki ciri khas sehingga menjadikan daya tarik
tersendiri. Maka dari itu, dalam hal ini film La la land akan dianalisis
berdasarkan mitologi warna dan menganalisis tanda-tanda yang menggambarkan
musim-musin yang dijadikan alur cerita dalam film. Analisis film La la land
menggunakan semiotika Pierce dengan mencari ground,
object dan interpretant beserta
turunannya.
Analisis Semiotika Pierce Dalam Film La La Land
Ground (qualisign)
|
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
|
Object (icon)
|
Gambar 1: seorang
wanita menggunakan mini dress berwarna kuning dengan dua pria memakai kaos
berwarna hijau dan biru.
Gambar 2: seorang
wanita menggunakan mini dress berwarna merah.
Gambar 3: Empat
orang wanita mengenakan mini dress yang berbeda warna yaitu diantaranya warna
kuning, merah, biru dan hijau. gambar 2 menunjukan bahwa empat orang wanita
yang akan pergi ke pesta menggunakan mini dress.
|
Interpretant (argument)
|
Gambar-gambar
diatas menampilan penggunaan busana dengan warna-warna cerah yang menimbulkan
kesan ceria dan beragam didalam sebuah film.
|
Dari gambar
1, terdapat 2 pria yang mengenakan kaos oblong atau disebut juga T-shirt yaitu jenis pakaian
yang menutupi sebagian lengan, seluruh dada, bahu, dan perut. Kaus oblong
biasanya tidak memiliki kancing, kerah, ataupun saku. Pada umumnya, kaus oblong
berlengan pendek dan berleher bundar. Kaos biasanya digunakan dalam kegiatan
sehari-hari karena memiliki kesan yang santai. Pada gambar 1, 2, 3 terdapat
wanita-wanita yang menggunakan mini dress, mini dress adalah gaun pendek wanita, dimana ujung
bagian bawah dari pakaian tersebut berada dipertengahan paha. Gaun ini biasa
digunakan dalam acara formal maupun nonformal disesuaikan dengan padupadan
busana yang akan dipakai.
Film La la land, memakai berbagai macam warna pakaian
yang menjadi ciri khas tersendiri, sehingga argument muncul dari interpretant
dalam icon yang ada yaitu berupa mitologi warna dari pakaian-pakaian dalam
film. Warna kuning merujuk pada matahari,
menurut psikologi warna, kuning memberikan kesan
ceria, bahagia, energik, dan rasa optimis. Warna merah adalah simbol kasih
sayang dan gairah, merah juga warna yang sarat emosi memiliki karateristik menantang
namun menarik perhatian. Warna biru merupakan warna yang menenangkan dan
menyejukkan mood, walaupun warna biru kerap diartikan sebagai sikap dingin,
kesedihan, keras kepala dan kurang berempati tetapi warna biru merupakan simbol
dari kepercayaan diri, profesionalisme dan menjadi simbol kekuatan. Warna hijau
memiliki kesan alami, kesuburan, kesegaran dan kedamaian. Seseorang yang ingin
berpenampilan dengan warna hijau berarti ingin tampil segar dan bersemangat.
Ground
(sinsign)
|
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
|
Object
(icon)
|
Gambar 4: tulisan winter yang dalam bahasa Indonesia
berarti musim dingin
Gambar 5: salju
yang muncul saat musim dingin.
Gambar 6:
aksesoris atau pernak-pernak pernik natal untuk menyambut hari natal diakhir
tahun.
|
Interpretant
(Dicent Sign)
|
Winter atau musim
dingin di Amerika Serikat terjadi pada pertengahan bulan Desember sampai
pertengahan bulan Maret.
|
Pada
gambar 5, dapat dijelaskan bahwa salju menurut kamus besar bahasa Indonesia
adalah butiran uap air berwarna putih
bagaikan kapas yg membeku di udara dan jatuh ke bumi akibat temperatur udara di
daerah itu berada di bawah titik beku. Pada gambar 6, hari natal jatuh pada
pertengahan bulan Desember yang berarti berada pada musim dingin. Sehingga
dalam film La la land, musim dingin digambarkan dengan turunnya salju dan
pernak-pernik natal didalam sebuah restaurant.
Ground
(qualisign)
|
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
|
Object
(icon)
|
Gambar 7: tiga
wanita menggunakan pakaian berwarna putih dan celana hitam.
Gambar 8: tokoh
wanita dalam film (Mia) menggunakan pakaian berwarna hijau tosca dengan
memegang kertas putih yang merupakan dialog.
Gambar 9: Mia
mengenakan pakaian polo (polo shirt) dengan memegang kertas putih yang
merupakan dialog.
|
Interpretant
(Rheme)
|
Tokoh dalam film
bernama Mia yang diperankan oleh Emma Stone sedang melakukan casting atau
proses pemilihan pemain sesuai dengan karakter
dan peran yang diperlukan oleh cerita.
|
Pada
gambar 7, terlihat tiga orang wanita memakai setelan yang sama yaitu hitam
putih. Warna putih bermakna
netral, putih bisa diartikan cahaya, terang, dan bersih. Bila dikaitkan dalam
hal berbusana, putih sering menjadi pilihan dalam busana kantor karena membuat
si pemakai merasa sejuk dan nyaman, putih juga melambangkan kepolosan dan
kebersihan. Warna hitam dalam fashion berarti elegan, stylish dan seksi, hitam
juga mencerminkan kekuatan dan keanggunan. Setelan hitam putih menimbulkan
kesan formal bagi pemakainya dan juga yang melihatnya.
Didalam gambar 8, pemain wanita dalam film
La la land yaitu Mia melakukan casting
dengan memerankan sebagai dokter. Tergambar dalam pakaian yang dikenakan yaitu
hijau tosca, warna hijau dapat membantu para dokter untuk melihat dengan lebih
baik karena dengan melihat warna hijau dapat menyegarkan penglihatan dokter
dari hal-hal yang berwarna merah, seperti organ dalam dan darah pasien selama
operasi. Pada gambar 9, Mia mengenakan kaos polo yang merupakan seragam
kepolisian di Amerika. Di Indonesia seragam ini merupakan seragam kepolisian tim DVI (Disaster Victim Identification) adalah tim dari kepolisian
yang bertugas penting dalam mengidentifikasi seseorang atau korban dari segala
macam bencana.
Ground
(sinsign)
|
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12
|
Object
|
Gambar 10: tulisan
berupa spring atau dalam bahasa
Indonesia berarti musim semi.
Gambar 11: Mia
mengenakan mini dress dengan kolam renang sebagai latar dan juga orang-orang
yang mengenakan pakaian renang.
Gambar 12: bertaburan
bunga cherry blossoms.
|
Interpretant
|
Musim semi di
Amerika berlangsung pada pertengahan bulan Maret sampai pertengahan bulan
Juni.
|
Gambar 10 merupakan icon yaitu tanda yang
menyerupai seperti objek aslinya, tulisan musim semi menandakan bahwa alur
cerita dalam film memasukin cerita pada musim semi. Pada gambar 12 yang
merupakan index yaitu tanda yang terkait dengan sebab akibat, terdapat satu
ciri khas musim semi yang ada di Amerika, yaitu mekarnya bunga cherry blossoms
yaitu bunga berwarna putih dan merah muda. Musim semi di Amerika adalah musim
yang paling digemari karena banyak bunga bermekaran dan cuaca yang tidak
terlalu dingin, cocok dijadikan musim untuk berlibur.
Ground
(qualisign)
|
Gambar 13
Gambar 14
Gambar 15
Gambar 16
|
Object
(icon)
|
Gambar 13: seorang
wanita (Mia) menghadap kaca dengan latar berwarna hitam.
Gambar 14: Mia
menghadap kaca mengenakan pakaian berwarna biru dan berlatar warna hitam.
Gambar 15: seorang
pria (Sebastian) bermain piano dengan pencahayaan dari atas dan berlatar
warna hitam.
Gambar 16: Mia
sedang melakukan casting dengan suasana dan latar berwarna hitam
|
Interpretant
(rheme)
|
Saat bernyanyi,
suasana dan latar berubah menjadi hitam bermaksud untuk memfokuskan padangan
pada aktris/aktor.
|
Pada gambar 13-16, terdapat latar belakang warna hitam yang
dapat menimbulkan perspektif dan kedalaman, sangat bagus untuk menampilkan
sebuah karya seni atau seni fotografi karena dapat membantu penekanan pada
warna-warna lain. Penggunaan cahaya juga diperlihatan dalam gambar yang
berlatar warna hitam ini, pencahayan ini dapat menciptakan suasana yang sesuai
yaitu dengan menata cahaya maka diharapkan dapat menimbulkan perasaan atau efek
tertentu dalam sebuah karya. Warna hitam juga memiliki arti kekuatan, seksualitas,
misteri, kesedihan, ketakutan, keanggunan walaupun melambangkan kematian dan
kesedihan di budaya Barat.
Ground
(qualisign)
|
Gambar 17
Gambar 18
Gambar 19
Gambar 20
Gambar 21
|
Object
(icon)
|
Gambar 17: tulisan
summer atau dalam bahasa Indonesia
diartikan sebagai musim panas.
Gambar 18-21:
Sebastian dan Mia sedang liburan bersama di musim panas.
|
Interpretant
(argument)
|
Musim panas di Amerika berlangsung antara pertengahan bulan Juni sampai dengan pertengahan
bulan September.
|
Pada gambar 17, terdapat tanda musim panas yang
mengartikan bahwa alur cerita memasuki musim baru yaitu musim panas. Di
Amerika, musim panas banyak dipakai
sebagai masa liburan karena cuaca yang cerah serta tingginya temperatur pada
gambar 20 terlihat Mia menggunakan kacamata hitam untuk melindungi
penglihatannya dari cahaya ultra violet. Pada gambar 21, Mia dan Sebastian
menggunakan pakaian santai saat liburan musim panas disesuaikan dengan cuaca
dan situasi yang ada.
Kesimpulan
Film La la land menampilkan penggunaan
warna-warna yang cerah dan juga pemenggalan alur cerita dengan beberapa musim.
Analisis ini menunjukan beberapa tanda yang menginterpretasikan musim sesuai
dengan suasana dan tanda yang muncul dan juga menginterpretasikan arti dari
warna-warna yang ada di dalam film.
Sumber
Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi. Bandung: P.T
Rosdakarya.
Vera, Nawiroh. 2014. Semiotika
dalam Riset Komunikasi. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar